NU: Perlawanan Terhadap Penjajah.

Al-Khilafah Islamiyah Perkara Mendesak..

Mendudukan Sejarah Kekhilafah`n Islam.

Karena Penduduk Negeri Ini Beragam…

/ On : Jumat, Juli 29, 2011/
Ketika kemarin saya menonton pertandingan bola antara Indonesia melawan Turkmenistan, ada beberapa hal yang membuat saya tersenyum simpul indah di dalam hati, melompat kesana kemari, berteriak seperti anak kecil yang baru dibelikan PS 3 oleh ayahnya, juga menangis bahagia.

Tentu alasannya bukan karena Indonesia menang di laga yang menurut saya cukup menarik itu, atau bukan karena kemarin bermain bagus (meski hasil akhir yang terjadi adalah hasil yang tak terduga…_-“). Pokoknya bukan karena alasan yang ada di setiap benak para pecinta sepak bola. Karena saya sama sekali bukan pecinta sepak bola! Saya selalu beranggapan bahwa menonton sepak bola adalah hal paling membosankan yang pernah ada, dan nampaknya perasaan saya itu masih belum akan berakhir.

Lantas apa yang membuat saya tersenyum simpul indah di dalam hati, melompat kesana kemari, berteriak seperti anak kecil yang baru dibelikan PS 3 oleh ayahnya, juga menangis bahagia di dalam hati? Jawabannya adalah tidak ada hubungannya dengan laga kemarin. Namun seperti  yang telah saya sebutkan perasaan itu muncul ketika melihat laga itu.

Ketika saya menyaksikan kedua tim saling berbenturan ada hal yang selalu saya sadari. Pertama, adalah bahwa siapapun, negara apapun yang melawan timnas Indonesia ini pastilah tampak sama (secara fisiologis). Mereka selalu berasal dari 1 ras yang sama, berkulit sama, dan berbahasa sama. Namun tidak dengan anggota timnas kita, disana selalu diwarnai oleh orang-orang seperti Boas Salosa yang ber- ras Negroid. Inilah yang sebetulnya membuat perasaan saya tersenyum simpul indah di dalam hati, melompat kesana kemari, berteriak seperti anak kecil yang baru dibelikan PS 3 oleh ayahnya, juga menangis bahagia…..
 
Subhanallah, betapa besar karunia yang Allah berikan terhadap negeri ini, Allah menjadikan kami masyarakat yang beragam! Itulah yang membuat hidup ini indah, bukan?

Namun saat ini, manusia banyak tak memahami perbedaan sebagai anugrah sehingga selalu, dan selau saja bertikai. Penyebabnya, konflik antar suku, perbedaan Agama, dll. Coba lihatlah bagaimana konflik antar suku di Papua yang belum jelas akan kemana alurnya hingga saat ini? Atau kasus pembantaian muslim di Poso?  Atau kejadian yang paling konyol yakni, bentrokan antar supporter bola! Sumpah, mereka tak lebih dari orang-orang berpikiran sempit, primitif, yang menjadikan klub-klub kesayangan mereka sebagai ajaran baru. Semua kejadian itu telah memakan banyak tumbal yang mengalirkan puluhan sungai baru!! Namun apa mau dikata, pemerintah seolah mandul menghadapi itu semua… Bukan! Bukan karena pemerintah tidak bertindak tegas! Tapi semua hal itu terjadi karena ada yang salah dengan isi kepala orang-orang yang gemar berseteru itu. Ini masalah Ideologi.

Indonesia yang sampai saat ini memiliki ideologi yang absurd[1], selalu mengumandangkan motto nasional “Bhineka Tunggal Ika”[2] namun kenyatannya bisa anda lihat sendiri bagaimana tragedi Poso berlangsung dan konflik antarsuku yang semakin sengit. Itu semua terjadi karena Indonesia tidak memiliki ideologi pasti yang dapat dijiwai oleh  setiap pengelana di negeri ini.

Hal ini sangat bertolak belakang jika dibandingkan dengan kehidupan bermasyarakat di dalam Daulah Islam[3] di masa lampau. Daulah Islam yang saya maksud bukanlah negara yang seluruh penduduknya menganut agama islam. Justru sebaliknya di dalam negara tersebut dihuni oleh orang-orang Nashrani dan Yahudi. Anda mungkin tidak percaya dan bertanya “Why”, tapi percayalah ketika itu warga muslim dan non Muslim hidup berdampingan tanpa ada konflik yang menghasilkan sungai darah. Tidak pernah ada satu kejadian pun di dalam sejarah daulah Islam yang mencatat pembantaian masyarakat non-muslim oleh masyarakat muslim. Kenyataanya adalah bahwa khalifah telah memberikan perlindungan penuh atas mereka (non muslim). Rasulullah bahkan pernah bersabda “Barangsiapa yang mengganggu seorang kafir Dzimmi[4] maka Aku yang menjadi lawannya nanti pada hari kiamat!"[5]. Dalam riwayat lain Rasul pun bersabda “Barangsiapa yang menyakiti kafir Dzimmi maka ia telah menyakitiku.”[6]

Bagi umat Islam saat itu –dan akan seterusnya sepanjang masa-, sabda Rasul akan selalu menjadi wewengkon[7] sakti yang akan selalu menjadi hukum dalam melakukan perbuatan. Jadi ketika Rasul melarang kita untuk menyakiti kafir dzimmi maka kita haram mengusik mereka, apalagi membunuhnya, Terkecuali jika mereka melanggar perjanjian terhadap hukum islam, hal itu menjadi cerita yang berbeda. Oh iya, perlu diingat bahwa keberadaan Dauah Islam itu hadir selama 13 abad lebih, namun tidak ada satupun perselisihan seperti yang terjadi di negeri yang baru berusia 66 tahun ini. Ajaib bukan? Itu semua karena di dalam Daulah Islam, Islamlah yang mengatur perbuatan masyarakatnya, Islamlah yang memenuhi isi tengkorak penduduknya, dan sama sekali tidak diisi dengan hal yang bukan-bukan. 

Maka dari itu, justru salah jika ada orang yang beranggapan bahwa Islam tidak layak diterapkan di Indonesia dengan alasan indonesia negara yang memiliki penduduk yang beragam alias heterogen! Mereka kemudian salah kaprah dalam mengaplikasikan pendapat mereka dalam hukum yang diterapkan, makanya hukum indonesia pun menjadi beragam; ada yang dari KUHP namun ada juga yang memakai sebagian hukum islam. Ideologinya pun beragam, ada yang mengambil dari Sosialis, Islam, dan Kapitalis[8], sedangkan jika seseorang bertanya apa ideologi Indonesia maka akan dijawab dengan mantap. PANCASILA[9] (coba pikir nyambng ga sih?). Padahal hingga saat ini peranan pancasila sebagai ideologi masih belum jelas.

 Justru karena penduduk negeri ini beragamlah, syariah islam sangat relevan[10] untuk mengatur kehidupan bermasyarakat. Jangankan sebatas negara kecil seperti Indonesia, menyatukan orang-orang di duniapun bukan hal yang utopis[11] jika aturan yang dipakai adalah Islam. Sejarah dunia mencatat, bahwa dalam masa keemasannya Daulah Islam[12] (Khilafah), wilayah negara yang terbentang dari ujung barat benua Afrika hingga sebagian wilayah China di Timur, Spanyol di utara membentang luas hingga memasuki Indonesia di Selatan! Bayangkan seluas apa negara tersebut dan berapa banyak budaya serta ras yang tinggal dalam negara itu!? Namun semuanya hidup damai, bahkan masyarakt non muslim pun diberikan hak yang sama oleh negara, fasilitas kesehatan, pendidikan, keamanan, dll. Dan tak ada satupun sejarawan yang menyangkal hal itu.

Ketika awal berdiri negara tersebut di madinah pun ketika itu penduduk muslimnya hanya 1/3 sedang-kan sisanya 1/3 Yahudi dan 1/3 lagi Nashrani, namun mereka mengikuti aturan maen yang di tetapkan. Aturan Islam. Mereka tidak dipaksa untuk masuk islam karena ada firman Allah yang menyatakan “laa ikraha fii ad-Diin” , jadi tak ada paksaan dalam menganut agama, namun sebagai negara yang memerlukan kesatuan hukum, Islam menjadi pengatur aktivitas masyarakatnya. Dalam berekonomi, sosial, pendidikan, menyediakan lapangan pekerjaan, persangsian , dll, semua itu di atur oleh syariah islam. Karena aturan islam adalah satu-satunya peraturan yang adil serta memanusiakan manusia, karena islam adalah aturan yang diturunkan oleh sang Pencipta Semesta…


[1] Saya katakan absurd karena ideologi indonesia bukan Kapitalisme, bukan Komunisme, dan bukan pula Islam. Banyak kalangan intelektual yang mengatakan Ideologi Indonesia adalah Ideologi yang bukan-bukan.
[2] Saya rasa semuanya sudah tahu jadi tidak perlu saya jelaskan
[3] Negara Islam, berarti negara yang menerapkan syariah islam secara sempurna dalam institusi negara.
[4] Orang kafir yang bersedia tunduk terhadap hukum islam, sehingga terjagalah keamanannya (harta dan jiwanya) dan dilindungi langsung oleh Khalifah (pemimpin umat islam).
[5] [HR. Al Khathib dalam At Tarikh dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu dengan sanad shahih]
[6] ~maap saya lupa perowinya~ tapi hadis ini juga shohih kok!! :P
[7] Bahasa sunda, artinya nasehat
[8] Bahkan Presiden pertama kita membentuk NASAKOM yang merupakan singkatan dari “Nasionalis”, “Agama”, dan “Komunis”
[9] JIka anda perhatikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila maka akan anda sadari bahwa nilai-nilai itu merupakan perpaduan dari ke tiga Ideologi yang ada; Agama, Komunis, dan Kapitalis
[10] layak
[11] bersifat khayal; khayalan
[12] Negara Islam, dalamsejarah Barat dikenal dengan nama “Ottoman Empire” atau Turki Utsmani. Sebutan ini mengacu pada salah satu masa ketika negara slam dibawah kepemimpinan Ustmaniyah. Barat pun mengakui Islam sebagai negara superpower yang sanggup menumbangkan imperium Persia di sebelah Barat dan imperium Romawi (Byzantium) di sebelah barat.

0 komentar:

Posting Komentar

be nice, keep it clean my friend

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Watch videos at Vodpod and more of my videos

Followers

Foto Saya
bilal mubaraqi
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
a sore loser | full time dreamer | part time achiever | self centered servant | educator | big brother of insolent brothers | arts lover | half ass photographer
Lihat profil lengkapku