NU: Perlawanan Terhadap Penjajah.

Al-Khilafah Islamiyah Perkara Mendesak..

Mendudukan Sejarah Kekhilafah`n Islam.

Nameless! (II)

/ On : Sabtu, November 05, 2011/
Menaburkan benih-benih pemikirian, di setiap lapak kertas tak berbatas memang bukanlah hal yang mudah. Kita perlu menabur benih tersebut dengan sangat teliti disamping harus mengemasnya dengan keselarasan cinta agar mereka yang menuai dapat memahami kesungguhan kita serta memaknainya.

Kemudian hadir masa-masa kelam ketika kita kehilangan arah, dan merasa tanggung untuk berbuat dosa[1] lebih banyak lagi, “toh… jikalau saya yang berbuat begini pun, tidak akan merugikan orang lain”. Pernahkah hal yang sama terpikirkan di benak anda?

Itulah yang sebetulnya dapat kita pahami dari orang-orang yang pandir terhadap kebudayaan Islam dan masyarakat kini. Tanpa mereka sadari, mereka telah membantu mempropagandakan kebudayaan rusak dan merusak hingga membuat masayarakat ini rusak. Mereka mengetahui betul ketika mereka sedang bermaksiat, mereka menyadari betul ketika mereka sedang bermaksiat, mereka pun meyakini betul bahwa mereka sedang bermaksiat, namun karena pola pikir mereka terpisah dari Islam, mereka melupakan ‘halal-haram’ sebagai standar perbuatan. Mereka tetap bermaksiat, karena mereka telah berputus asa untuk menggenggam bara api[2] yang sangat panas. Jadilah asas ‘manfaat’ sebagai dalih bagi mereka dalam menentukan standar perbuatannya, bukan lagi ‘halal-haram’. Dengan kata lain jika tindakan yang dia lakukan itu mengandung manfaat maka akan mereka lakukan sekalipun itu melanggar aturan penciptanya. Sebaliknya jika ada aturan yang mereka anggap tidak memberi manfaat maka akan mereka lemparkan ke dinding hingga berkeping-keping. Seperti itulah mayoritas individu yang akan kita jumpai dalam masyarakat ini.

Adapun orang-orang yang mereka itu berusaha melakukan perubahan. Suara mereka tenggelam dalam carut marut kemaksiatan. Inilah yang terjadi pada diri kami saat ini. Kerusakan yang telah ber-inkubasi[1]  dalam tubuh anak pertiwi, telah menciptakan dominasi kebudayaan asing yang liberal. Sehingga tak jarang kami malu untuk menegur orang yang bermaksiat di luar sana. Jika dulu orang yang berzina itu dilakukan sembunyi-sembunyi karena malu, sekarang malah menjadi kebanggaan dengan dipejual belikan, dan parahnya lagi hal itu sangat laris di pasaran.  Inilah zaman ketika kebatilan mendominasi yang haq. Ketika kebenaran didustakan dan syaitan di per-Tuhankan. Ketika bagian atas dijungkirbalikan. Ketika lidah ini sulit untuk berucap, Rasulullah bersabda:

“Demi yang jiwaku di tanganNya hendaklah kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar, atau (kalau tidak,) hampir-hampir Allah akan menurunkan adzab kepada kalian kemudian kalian kemudian kalian berdo’a dan tidak dikabulkan.” 
 (Hadits hasan riwayat Ahmad dan Tirmidzi)



[1] Istilah kedokteran, masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai ke saat timbulnya penyakit itu

[1] Melanjutkan maksiat
[2] Islam
[3] Istilah kedokteran, masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai ke saat timbulnya penyakit itu

0 komentar:

Posting Komentar

be nice, keep it clean my friend

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Watch videos at Vodpod and more of my videos

Followers

Foto Saya
bilal mubaraqi
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
a sore loser | full time dreamer | part time achiever | self centered servant | educator | big brother of insolent brothers | arts lover | half ass photographer
Lihat profil lengkapku